AMYGDALA merupakan Olimpiade Anatomi Nasional yang diadakan oleh Laboratorium Anatomi FK UMM, terbuka untuk semua mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia.  Tahapan lomba AMYGDALA terdiri atas beberapa yaitu, Babak penyisihan terdiri dari satu tahap, yaitu tes CBT menggunakan platform Safe Exam Browser (SEB) dan E-Ujian dengan jumlah soal pada tes CBT 100 soal dengan alokasi waktu 100 menit. Jumlah tim yang lolos ke babak perempat final adalah 30 tim dengan poin tertinggi pada babak penyisihan. Selanjutnya babak perempat final, babak ini diikuti oleh 30 tim yang lolos babak penyisihan. Babak ini dilaksanakan secara offline di Universitas Muhammadiyah Malang.Jumlah tim yang lolos ke babak semifinal adalah 10 tim dengan poin tertinggi pada babak perempat final. Babak perempat final terdiri dari dua tahap, yaitu tes tentamen dan tes Wildwood Quest. Babak semifinal diikuti oleh 10 tim dengan poin tertinggi pada babak perempat final. Jumlah tim yang lolos ke babak final adalah 6 tim dengan poin tertinggi pada babak semifinal. Babak ini terdiri dari satu tahap, yaitu tes Pyramid Key Master. Jumlah soal pada tes Pyramid Key Master adalah 77 soal yang terdiri dari 70 soal piramida dan 7 soal treasure. Tes Pyramid Key Master terdiri dari 25 soal mudah, 25 soal sedang, 20 soal sulit untuk soal piramida, dan 7 soal sulit untuk soal treasure. Soal piramida terbagi dalam dua segitiga besar dengan rincian 35 soal kode A dan 35 soal kode B.Tema lomba AMYGDALA tahun ini yaitu neuromuskuloskeletal

     Tahun ini lomba AMYGDALA diikuti 52 Universitas dari seluruh Indonesia. Pada babak penyisihan 2 tim delegasi PSKPS FKIK ULM berhasil lolos yaitu, yang tim Muhammad Luthfi urutan 7 score 62/100, dan  tim Marcellino febriyan berhasil lolos di urutan 8 dengan total 58/100 soal. Babak perempat final dilaksanakan pada tanggal 11-13 Oktober secara ofline di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Tahun ini PSKPS FKIK ULM berhasil meloloskan 2 tim yaitu,  Tim 1 Marcellino Febryan (PSKPS angkatan 2021) dan Dimas Ari Muzaqi Putra (PSKPS angkatan 2023) serta tim 2 Tim 2 Muhammad Luthfi (PSKPS angkatan 2022) dan Arvita Kholestyana (PSKPS angkatan 2023) didampingi oleh Dr dr.Oski Illiandri, M.Kes. Selanjutnya tim Marcellino febriyan berhasil lolos ke babak semifinal di urutan ke 7 score 510. Kemudian score delegasi ULM tim Marcellino febriyan melambung tinggi ke urutan pertama dan berhasil melaju ke babak final. Setelah melalui babak final dengan persaingan yang ketat, sistem soal yang sulit, dan bersaing dengan 5 tim lainnya (Universitas Hasanuddin, Universitas Jendral Soedirman, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Negeri Semarang) tim Marcellino Febryan berhasil meraih Juara 1 Lomba Anatomi Nasional AMYGDALA Fakultas Kedokteran.

 

Penyerahan Sertifikat dan Piala Juara 1 AMYGDALA Tahun 2024

 

Tidak dipungkiri ilmu anatomi menjadi salah satu momok pelajaran sulit di tahun pertama di fakultas kedokteran. Manusia mempunyai otak dengan kapasitas tanpa batas untuk belajar Anatomi, hanya kita harus mengetahui strategi dalam belajar. Berikut hasil interview bersama delegasi PSKPS FKIK ULM yang berhasil merebut kembali piala ajang anatomi bergengsi.

“Saya terpilih sebagai delegasi PSKPS FKIK ULM dalam lomba AMYGDALA setelah mengikuti seleksi internal yang diselenggarakan oleh organisasi Arbor Vitae, di mana semua angkatan bisa ikut. Awalnya, saya tidak berniat mengikuti lomba ini karena sedang fokus mempersiapkan seleksi RMO. Namun, setelah tidak lolos, saya memutuskan untuk mencoba peruntunganku di olimpiade ini. Setelah terpilih, saya dan rekan saya, Dimas, mulai membuat jadwal diskusi rutin untuk mempersiapkan materi, meskipun sebelumnya kami tidak punya persiapan khusus.

Ini adalah olimpiade kedokteran pertama yang saya ikuti secara offline, dan ketika saya dinyatakan lolos ke babak final dengan poin tertinggi, saya merasa sangat terkejut, karena di babak sebelumnya nilai kami tidak begitu menonjol.

Proses persiapannya memang cukup menantang, karena cakupan materinya luas. Di sisi lain, persiapan ini sangat menambah pengetahuan saya, terutama di bidang neuromuskuloskeletal. Tapi saya juga harus mengorbankan waktu istirahat karena membagi fokus antara kuliah, skripsi, dan lomba. Kami juga mendapatkan bimbingan dari dosen dan senior yang berpengalaman. Dimas, sebagai partner saya, berkontribusi besar dalam keberhasilan tim berkat kemampuannya memahami materi dan selalu memberi dukungan  positif.” Marcellino febryan.

Babak quarter Final adalah yang paling menantang bagi Marcel, karena melibatkan ujian praktis dan tulisan dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Ia berharap lebih banyak mahasiswa PSKPS FKIK ULM tertarik mengikuti olimpiade ini di masa depan dan mampu mempertahankan prestasi ULM. Tantangan terberat selama persiapan berasal dari dirinya sendiri, tetapi dukungan dari keluarga dan teman-teman membantunya tetap semangat. Setelah dinyatakan juara pertama, Marcel merasa lega dan sangat terkesan dengan pengalaman ini, yang tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memperluas relasi dengan teman-teman kedokteran dari universitas lain di seluruh Indonesia.

“Sejak di bangku SMA, saya aktif mengikuti olimpiade dan berbagai perlombaan lainnya, yang membuat saya bertekad untuk melanjutkan minat tersebut di dunia perkuliahan. Bagi saya, olimpiade merupakan tantangan yang menarik sekaligus menjadi kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah. Saya juga kurang menyukai rutinitas monoton, sehingga keberanian saya untuk ikut lomba semakin besar. Namun, seleksi internal cukup sulit, terutama karena saat itu saya masih semester dua dan sedang menjalani blok fungsi normal. Berbeda dengan Olimpiade Amygdala yang lebih berorientasi pada aspek klinis.

Dalam perjalanan lomba ini, saya sangat beruntung memiliki Kak Marcel sebagai partner terbaik. Dengan pengalaman yang lebih banyak setelah melewati blok keluhan, Kak Marcel adalah sosok ambisius yang selalu siap mendiskusikan berbagai hal hampir setiap hari. Ia juga selalu mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan agar tidak jatuh sakit.

Setelah diingat, lomba ini merupakan perlombaan kedokteran kelima yang saya ikuti. Babak yang paling menantang adalah penyisihan dan quarter final. Di babak penyisihan, soal-soalnya berfokus pada struktur anatomi yang kecil dan jarang diketahui, sedangkan di quarter final kami dihadapkan pada soal preparat yang harus dikerjakan secara individu. Saya merasa cukup tertekan karena tidak dapat menjawab beberapa soal, namun akhirnya bersyukur dapat melanjutkan ke babak final. Babak final adalah yang paling berkesan, karena menggunakan sistem penguasaan daerah dan lelang.

Syukurlah, seluruh biaya lomba ini ditanggung oleh program studi. Pengalaman paling berkesan selama persiapan lomba adalah saat kami sering berdiskusi hingga larut malam, sekitar jam 11, di lab anatomi.” Dimas Ari Muzaqi Putra.

 

Penulis                   : Andi Khalisha Absharina

                                  Helmi Faniasa, S.Pd

Program Studi: Kedokteran Program Sarjana

Nama Editor: dr. Nika Sterina Skripsiana, M.Kes

Tanggal Penulisan: 17 Oktober 2024